Sumselmerdeka.com-Palembang, Kasus pelecehan kepada anak anak yang terjadi di salah satu pondok pesantren Kabupaten Ogan Ilir, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumsel Henny Yulianti angkat suara.
Henny mengatakan, kejadian yang berlangsung di asrama pondok pensantren itu menjadi perhatian mereka. Saat ini ia bersama tim telebih dulu terfokus untuk memulihkan psikis para korban dengan memberikan pendampingan.
“Perlu keberanian yang luar biasa dari korban sampai bisa menceritakan kejadian ini. Kami masih menunggu pemeriksaan psikolog bagaimana kondisi psikis anak ini. Memang sejauh ini baru beberapa yang bisa dimintai keterangan, sisanya masih tidak mau bicara. Harus dilakukan pendekatan secara perlahan,”kata Henny, Sabtu (18/09/2021).
Dikatakan Henny, pihaknya akan terus mengevaluasi pesantren tersebut, dan akan menjaga psikoligis anak tersebut dengan mendampinginya.
Terkait apakah anak itu masih akan belajar di pesantren tersebut, Henny mengatakan itu akan kembali kepada wali siswa.
“Pesantren itu jelas akan kita evaluasi bagaimana cara mengajar sampai menjaga psikologis anak. Tapi keputusan untuk menempatkan anak belajar tetap ada di orang tua, apakah tetap melanjutkan sekolah di sana atau tidak,”ujarnya.
Ia juga, geram mendengar kasus pencabulan yang dilakukan oknum pengasuh di pondok pesantren.
“Ini kejadian baru pertama kali dimana 26 orang anak laki-laki jadi korban guru mereka sendiri di pondok pensatren. Kami tidak bisa menyimpulkan kalau disana menjadi tempat para pedofil, karena pelaku kan sejauh ini hanya oknum dan satu orang,”tukasnya.