Sumsel Merdeka

Seminar Memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Sumselmerdeka.com – Palembang, Seminar Memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Dengan Tema ” Tanpa Kekerasan Dan Diskriminasi Perempuan Berdaya Membangun Keluarga Yang Berkualitas Dan Anak Hebat ” dilaksanakan di Ballroom Hotel Swarna Dwipa Palembang. Jum’at (02/12/2022).

Seminar ini di buka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Selatan Supriono di dampingi Kepala Dinas PP.PA Provinsi Sumsel Henny Yulianti, S.IP,. MM.

Supriono mengatakan, seminar ini memperingati hari anti kekerasan terhadap perempuan. Ini bisa memberikan pemahaman kepada semua organisasi perempuan yang ada di Indonesia,” tutup Supriono singkat.

Lanjut Henny Yulianti menuturkan, Kegiatan seminar ini memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang mana Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ini diperingati setiap tanggal 25 November setiap tahunnya.

” Hari ini kita mengangkat tema kekerasan dan diskriminasi perempuan berdaya membangun keluarga yang berkualitas dan anak yang hebat, dengan maksud bahwa ketika para perempuan sudah tidak mengalami lagi kekerasan itu diharapkan mereka dapat memberikan waktu mereka untuk mendidik untuk mengurus rumah tangga menjadi lebih berkualitas dan mendidik anak-anak menjadi lebih hebat,” ungkapnya.

Perempuan dan anak itu selalu diibaratkan sebagai fenomena gunung es maksud dari fenomena gunung es. “Data yang terlaporkan ke kita terkait dengan kekerasan perempuan dan anak itu ada kemungkinan faktanya lebih banyak dari data yang kita terima berdasarkan dari fenomena gunung es. Itulah kenapa kita selalu memberikan penyadaran kepada para perempuan dan anak untuk menjadi pelopor dan melapor maksudnya adalah ketika kita mengalami atau kita melihat di lingkungan sekitar kita terjadi kekerasan terhadap perempuan dan anak kita harus menjadi pelopor untuk melaporkan kekerasan tersebut,” terangnya.

Aparat penegak hukum maupun ke dinas PPA yang memiliki UPTD PPA yang berfungsi sebagai fasilitas mendampingi jika ada kekerasan terhadap perempuan. Seperti adanya kekerasan seksual. Nah, kalau misalnya semakin banyak orang memiliki kesadaran baik korban ataupun keluarga korban atau kita sebagai masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak melaporkan.

” Jika kita melihat kejadian tersebut dengan harapan para pelaku-pelaku ini akan berpikir jika akan melakukan kekerasan lagi, itu menjadi kewenangan aparat penegak hukum, ya kami dari dinas PPA ini memiliki kewenangan untuk melakukan pendampingan terhadap korban,” jelas Henny Yulianti.

Lanjutnya menerangkan, bagi korban kekerasan yang membutuhkan pendampingan hukum bisa melakukan pendampingan psikologis. itu pasti, karena biasanya kalau terjadi tindak kekerasan itu pihak kepolisian akan meminta pendapat dari dinas PPA terkait dengan kondisi psikologi korban.

Secara presentase menurut data yang terjadi sampai dengan bulan November Tahun 2022 ini ada sekitar 15 kasus yang terdata atau yang melapor ke kami.” Nah, itu yang menjadi kekhawatiran kami,” ujarnya.

Seminar hari ini, mengundang lebih kurang 150 orang yang berasal dari organisasi-organisasi wanita yang ada di provinsi Sumatera Selatan khususnya Palembang. Kemudian dari organisasi dharma wanita Sumatera Selatan dan organisasi-organisasi lainnya.

” Kita berharap, setelah mengikuti seminar ini para perempuan-perempuan ini semakin menyadari bahwa memang tidak boleh lagi ada kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ketika kita mengalami apa yang harus kita lakukan itu edukasi yang kita harapkan yang dapat diterima oleh para peserta hari ini,” pungkasnya. (Akip)

Scroll to Top