Sedimentasi Dan Sampah Menutupi Aliran Air Membuat Palembang Banjir
Sumselmerdeka.com-Palembang, Kota Palembang akhir-akhir ini mengalami banjir, di karenakan Sidementasi atau proses pengendapan material hasil erosi pada jaringan jaringan pembuangan air tersumbat.
Bahkan berdasarkan pantauan Balai Besar Wilayah Sungai Wilayah (VIII) seperti di kolam retensi di Simpang Polda kapasitas menampung air saat ini hanya tersisa 30 centimeter karena adanya sendimentasi tersebut.
“Maka tidak heran pada banjir besar pekan lalu karena sedimentasi dan dampaknya air lambat masuk”, kata Kepala Satker Operasi dan Pemeliharaan BBWSS VIII, Edy Sukanto, Selasa (07/09/2021).
Dikatakan Edy, bukan hanya sedimentasi yang memperlambat air lambat masuk sampah dari masyarakat juga membuat faktor hal tersebut.
“Ini juga menjadi faktor lain terhambatnya air menuju muara sungai dan juga membuat lamanya mengering pasca hujan deras, ” ujar dia.
Disisi lain, Edy menuturkan BBWSS VIII telah menyiapkan satgas pengendali banjir serta 20 unit pompa portable untuk menanggulangi banjir besar di Palembang nanti.
“Ketika ada banjir maka petugas langsung bergerak ke titik tersebut dan pompa siap menyedot genangan air untuk selanjutnya dimasukkan ke kolam retensi atau muara sungai, ” jelas dia.
Berdasarkan data dari BBWSS VIII ada lima lima titik banjir yang rawan diantarnya
Simpang kades KM12 sampai Bandara (Hotel Grand Amalia, Pol Damri Palembang, Simpang Bandara dan Jalan Kebun Bunga), Bukit dan Demang Lebar Daun (Unsri, Depan Izzuddin, Jalan Demang Lebar Daun, Dwikora dan Simpang Polda).
Selanjutnya, kawasan Veteran dan Lemabang (Hotel Sintera, Mitsubishi Veteran Pom Bensin Jalan Yos Sudarso SMA 5 Palembang dan Sersan KKO Badaruddin). Lalu di kawasan Jalan bambang Utoyo sampai Kenten (Simpang tiha Brasserie Golf, Rama kasih, Letda A Rozak depan sekolah Kumbang, Celentang, Kenten sampai Sapta Marga)
Terakhir, daerah rawan banjir lainnya terjadi di kawasan Sekip hingga Pipa Reja Kemuning. (Sekip Bendung, R Sukamto dan Pipa Reja).