Sumselmerdeka.com-Palembang, Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia yang terjadi pada akhir 2019 berdampak pada seluruh sektor termasuk perekonomian. Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret tahun 2020 tentu berdampak ke berbagai sektor karena ada pembatasan kegiatan.
Jakabaring Sport City (JSC) yang merupakan kawasan venue olahraga terpadu dengan memiliki berbagai fasilitas sarana dan prasarana tingkat internasional juga terdampak dengan pandemi covid-19. Hal tersebut dikarenakan tidak boleh melaksanakan event untuk mengantisipasi penularan covid-19.
Manajer Umum PT Jakabaring Sport City (JSC), Norman Ardian mengatakan, seperti yang diketahui saat pandemi covid-19 tidak ada event atau kegiatan karena ada pembatasan untuk mengantisipasi penularan covid-19.
“Saat ini, kita baru saja recoveri pasca pandemi covid-19. Kita semua tahu kalau semua terdampak pandemi. , ketika tidak ada event di masa pandemi covid-19. Memang ada rumah sehat covid-19, dengan itu kami bisa merawat , memperbaiki venue2 & menjaga untuk tetap bersih & nyaman …diwawancarai, Kamis (28/07/2022).
Norman menjelaskan, luas JSC mencapai 320 hektar. Dari sekian luas ini semua harus dirawat. Selain itu juga harus dilakukan perawatan gedung dan venue dan juga rusunawa.
“Kita selalu berusaha semaksimal mungkin mempromosikan JSC. Saat ini sedang belangsung pertandingan AFF sepak bola perempuan yang diikuti 9 negara, yang salah satu pesertanya dari Australia. Ini event internasional dilaksanakan di JSC,” katanya.
“Sebelumnya disini ada Fornas , kemudian kongres Fatayat NU se-indonesia. Sebelumnya ada kegiatan Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) dan Harlah NU. Itu semua kegiatan itu mereka memutuskan untuk berkegiatan di sini karena pengelolaan JSC yang rapi, bersih itu yang utama. Yang mereka lihat di sini juga terpadu dalam artian lokasinya dekat-dekat. Keindahan dan kenyaman yang kawasan JSC membuat orang mau melaksanakan kegiatannya disini,” ucap Norman.
Lebih lanjut Norman menjelaskan, di JSC ada banyak venue dan gedung yang menelan biaya operasional listrik dan lainnya yang cukup besar.
“Di JSC ada venue Gelora Sriwijaya, GOR Dempo, GOR Ranau, Aquatic, atletik 1, atletik 2, Panteque, Sepatu roda, Panjat tebing, Ski air, Dayung, shooting range, Voli pantai dan rumah ibadah kemudian wisma atlet , SSC juga water treatment plant. Itu yang kemudian ada nominal Rp 5,7 triliun itu ini semuanya dihitung oleh yang berwenang pada saat itu, sehingga keluar nominal Rp 5,7 triliun. Itu kemudian dikelola oleh PT JSC dengan biaya penyusutannya setiap tahun lebih dari 30 miliar. Disaat pandemi covid-19, Dengan tidak ada event. kita bersyukur masih bisa memenuhi biaya kebutuhan operasional. Untuk saat ini pasca pandemi covid-19, kita bersyukur sudah mulai berangsur-angsur mulai banyak event dan kegiatan olahraga mulai ada. Jadi JSC itu sangat tergantung event misalnya untuk multi event fornas bisa bisa menutupi operasional dan lain-lain. Tapi jangan lupa bahwa kita ini menyediakan tempat pengelolaan kadang-kadang untuk kegiatan seperti Fatayat NU kita menyediakan tempat, tapi ada pihak EO yang menghubungi kita, dan kita hanya menyediakan tempat. Jadi untuk event tidak bisa dipukul rata karena jumlah peserta dihitung, berapa yang menggunakan kamar, atau dining hall,” bebernya.
Norman mengungkapkan, soal langkah program kedepan itu wewenang pimpinan untuk bicara terobosan-terobosan. Dia dari pihak manajemen yang pasti bahwa dalam hal menjalankan ini saja.
“Kita butuh tambahan orang dalam rangka pembenahan. Jadi dangka pembenahan kita butuh tambahan orang ini kita juga tergantung kekuatan finansial yang ada. Jangan sampai orang banyak tapi kita tidak bisa membayar gajinya. Untuk tahun ini kita belum mendapatkan dana dari pemerintah, jadi kita sudah bisa survive dulu itu kita bersyukur. Kalau dari sisi kami manajemen kita bicaranya yang penting kita bisa bekerja dengan baik dan terpenuhinya dulu hal-hal yang pokok dengan baik,” urainya.
“Kita ingin membuat JSC ini baik tertata nyaman. Sehingga orang mau menggelar event di sini. Kita sama-sama ayo mempromosikan JSC ini. Karena orang tergugah mau untuk melaksanakan kegiatan di JSC ini tidak semata-mata seperti peringatan harlah NU bisa ada di sini, Fatayat NU bisa ada di sini. Kemudian Fornas bisa disini, karena upaya kita semua dalam artian untuk mengangkat citra baiknya Sumsel terutama aset JSC ini. Artinya itu kita sudah upayakan itu, sudah kita lakukan promosinya terbukti event-event ada di sini mulai dari even nasional hingga internasional,” paparnya.
Terkait laporan keuangan, Norman menerangkan, mekanismenya kita melaporkan keuangan maupun kegiatan-kegiatan itu ke direksi dan pemegang saham.
“Itu dilaporkan dan laporan itu ada mekanismenya. Kita di audit oleh kantor akuntan publik. Setelah di audit baru kemudian dilaporkan ke pemegang saham. Jadi kita mekanismenya seperti itu,” tutupnya. (Akip)