Sumselmerdeka.com-Palembang, Beberapa daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) panen beras dan beberapa ketersedian pangan yang lainnya, membuat ketersedian stok di Sumsel saat ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 6 bulan mendatang.
“Sebanyak 29 ribu stock beras ada di bulog, kami menjamin pada 6 bulan kedepan ketersedian pangan di Sumsel aman,” kata Ka Bulog Divre Sumsel, Eko Hari Kuncahyo saat di konfirmasi, Kamis (23/12/2021).
Lebih lanjut, Eko mengatakan pada awal tahun 2022 mendatang pihak bulog akan menyerahkan aturan terkait dengan pembatasan distribusi beras ke setiap daerah guna menjaga stok agar tetap ada.
“Awal tahun nanti akan kita sampaikan juga bahwa pendistribusian beras di setiap daerah harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” lanjutnya.
Selain beras, Bulog Sumsel Babel ini juga memastikan kebutuhan pangan pokok lain seperti gula, tepung terigu dan daging beku tetap dalam kondisi cukup.
“Dalam perayaan Nataru biasanya yang paling banyak diburu itu daging beku, saat ini stoknya juga masih terbilang cukup hingga awal 2022 yakni sebanyak 29 ton dan akan ditambah lagi sebayak 50 ton,” beber dia.
Sedangkan, dia melanjutkan, untuk komoditi gula pasir di tempat kami posisi masih ada sebanyak 192 ton, terigu sekitar 25 ton.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Ahmad Rizali menyebutkan saat ini pihaknya juga telah memastikan jumlah beras di pasar masih cukup dengan harga yang terbilang relatif murah.
“Saat ini harga beras juga masih stabil di angka Rp 13 ribu untuk yang premium. Sedangkan kalau yang naik itu sekarang ada, telur ayam, cabe merah keriting dan cabe rawit hijau,” kata Rizali.
untuk diketahui saat ini harga Telur Ayam Negeri dari Rp. 24.500 perkilogram menjadi Rp. 25.000. Cabe merah keriting dari Rp.55.000 perkilogram menjadi Rp. 56.500. dan Cabe rawit hijau dari Rp. 54.500 perkilogram menjadi Rp. 60.000.
dan disampaikan oleh Rizali bahwa stok telur ayam diprediksi akan kembali membaik dalam waktu satu bulan ke depan dengan mulai bergeraknya ekonomi khususnya rumah makan dan kuliner.
“Telur ini berbeda dengan sembako khususnya beras, gula, dan tepung terigu bisa diprediksi 6 bulan ke depan. sebab, telur berproduksi harian dan tidak bisa ditahan terlalu lama,” pungkasnya.(Ibl)