Sumsel Merdeka

Baru Nikah Pengantin Wanita Minta Cerai, Ternyata Ini Alasannya

Sumsel Merdeka – Palembang, Pernikahan adalah suatu acara yang sangat sakral bagi kedua pihak baik laki-laki maupun perempuan yang menikah. 

Namun tidak untuk seorang laki-laki yang diduga dari Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan baru selesai mengucapkan ijab kabul di depan penghulu nikah (ketib) dan saksi dinyatakan sah, Pengantin wanita langsung meminta cerai (talak).

Peristiwa tersebut viral di media sosial yang diunggah @urbanpalembang, Minggu (22/06/2025) yang berdurasi singkat tampak pengantin wanita berdiri dan meninggalkan acara pernikahan yang sudah dianggap sah oleh para saksi dan tamu yang datang.

Ternyata bukan tanpa alasan pengantin wanita dengan pakaian lengkap dengan hiasan pengantin yang meninggalkan acara akad nikah tersebut.

Sebelum meninggalkan pengantin pria, pengantin wanita mengucapkan beberapa kata dengan nada emosi dengan bahasa daerah.

“Pak ketib, aku nak sarak dio ngecakka aku, enggan aku nak sarak (pak penghulu aku mau cerai, aku tidak mau dia sudah menyentuh aku, aku nak cerai) setelah mengucapkan kalimat tersebut pengantin wanita beranjak dan meninggalkan acara, ” ucapnya.

Tentu saja ucapan yang dilontarkan wanita itu membuat para tamu undangan terkejut dengan sikap spontan tersebut. Beberapa di antara mereka bahkan terlihat bingung dan mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga kedua mempelai maupun aparat setempat terkait kejadian ini.

Namun dari komentar sejumlah warganet, muncul dugaan bahwa pernikahan ini dilatarbelakangi oleh peristiwa pelecehan yang dilakukan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita sebelum prosesi pernikahan berlangsung.

Menurut adat yang berlaku di sejumlah wilayah, apabila seorang wanita mengalami pelecehan, maka ia harus dinikahkan dengan pelaku guna menutupi aib dan menjaga nama baik keluarga.

Sayangnya, tradisi semacam ini kerap dikritik karena mengorbankan hak dan keadilan korban.

“Kalau nggak dinikahkan keluarga perempuan jadi malu, makanya dinikahkan. Tapi si perempuannya ga mau nikah secara paksa,” tulis salah satu komentar warganet.

Bahkan, beberapa netizen menyebut bahwa pengantin wanita tersebut sebenarnya merupakan korban ketidakadilan yang dipaksa menjalani pernikahan demi menjaga kehormatan keluarga.

“Korban butuh keadilan, bukan dipaksa hidup bersama pelaku. Stop normalisasi pelecehan dengan kedok pernikahan. Ini bukan solusi, ini kekerasan yang dibungkus tradisi,” tulis akun @aldo*****.

Peristiwa ini membuka diskusi luas di masyarakat mengenai pentingnya perlindungan terhadap hak perempuan, terutama dalam situasi yang menyangkut kekerasan seksual dan pemaksaan pernikahan atas dasar adat atau norma sosial.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui pasti lokasi detail dan identitas kedua mempelai, namun video tersebut telah menyebar luas dan menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. (Eky)

Scroll to Top