Sumsel Merdeka – Palembang, H Herman Deru, SH.,MM mengikuti sidang terbuka pada Senin (30/06/2025) yang digelar di Auditorium Fakultas Hukum Unsri Bukit Besar, Palembang, mendapatkan predikat lulus Sangat Memuaskan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,86.
Dengan hasil tersebut Gubernur Sumsel H Herman Deru resmi menyandang gelar Doktor Administrasi Publik dari FISIP Universitas Sriwijaya.
Judul Desertasi yang di ambil yaitu Model Implemantasi Kebijakan Pembangunan Inklusif berbasis Infrastruktur di Sumsel.
Momentum yang sangat bersejarah tersebut dihadiri keluarga besar Herman Deru, termasuk istri tercinta Hj Febrita Lustia, anak-anak, menantu, cucu, kerabat, hingga para kolega dan tokoh akademisi.
Silih berganti ucapan sukacita datang dari sejumlah undangan yang hadir usai sidang terbuka promosi Doktor Heman Deru.
Ketua tim promotor, Prof Dr Alfitri MSi, memberikan penghargaan atas ketekunan dan komitmen yang ditunjukkan oleh Gubernur Sumsel, Herman Deru, dalam menyelesaikan pendidikan doktoralnya.
Menurut Prof Alfitri, proses promosi doktoral Herman Deru berjalan lancar dan sangat akademis, meskipun Herman Deru memiliki kesibukan yang sangat padat sebagai kepala daerah.
Proses promosi doktoral Herman Deru ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang sangat sibuk jika memiliki tekad yang kuat, dapat menyelesaikan studi doktoralnya.
”Ini contoh teladan bagi kita semua bahwa pendidikan tinggi adalah sesuatu yang sangat penting, bahkan bagi seorang pemimpin,” ujar Prof Alfitri.
Lebih lanjut, Prof Alfitri menambahkan bahwa keberhasilan ini menunjukkan kontribusi nyata dari Gubernur Sumsel dalam dunia akademik dan pemerintahan.
“Gelar Doktor yang diraih oleh Pak Herman Deru bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, tetapi juga dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam membangun pemerintahan dan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat,” ucapnya.
Prof Alfitri juga menegaskan bahwa keberhasilan Deru dalam meraih gelar doktor ini bisa menjadi contoh bagi pemimpin lainnya di Indonesia untuk tetap menjaga keseimbangan antara kepemimpinan dan pendidikan, serta menunjukkan bahwa pemimpin yang mempunyai kapasitas intelektual yang baik akan lebih efektif dalam melayani rakyat dan membangun daerah. (Eky)