Sumselmerdeka.com-Palembang, Kondisi ekspor Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini terkendala alat dan pelabuhan untuk mengekspor ke berbagai negara.
“Untuk saat ini ekspor hewan seperti contoh daging sapi beku, dan walet kita di Sumsel belum ada, karena keterbatasan alat untuk mengelolanya,” ujar Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Ahmad Rizali, Rabu (08/09/2021).
Diketahui, pada saat ini Sumsel hanya bisa ekspor tumbuh tumbuhan, karet, sawit dan kelapa di karenakan ada alatnya untuk mengangkut sedangkan untuk eskpor hewan sumsel belum bisa di karenakan keterbatasan alatnya.
“Sumsel masih mengandalkan ekspor tumbuh tumbuhan seperti karet, sawit, dan kelapa. Kalau untuk ekspor hewan peternakan, sumsel sendiri masih dipenuhi kebutuhannya dari luar,” jelasnya.
Disisi lain, untuk mengekspor sarang burung walet sumsel hanya bisa mengeskpor sebatas dalam negeri saja.
“Sarang burung waletnya juga Sumsel belum mempunyai alat prosessing pembersihnya, jadi sekarang hanya bisa mengirimkan ke daerah Lampung dan Tanjung Priuk.” kata Rizali.
pelabuhan bom baru yang saat ini menjadi tempat pengeksporan untuk sumsel hanya bisa menampung dan mengangkat barang sebanyak 2000 ton untuk sekali pengiriman. Sedangkan untuk minimalnya sekali pengiriman 6000 ton.
“Hal itu yang sebabkan nilai ekspor kita belum stabil dibandingkan daerah lainnya,” tambahnya.
Lanjutnya, Rizali berharap agar ada pengusaha peternak yang ada di Sumsel dapat memenuhi dan berani untuk mempersiapkan alat penyedia peternakan agar memudahkan untuk mengekspor hewan peternakan yang berasal dari Sumsel.
“Diharapkan agar pengusaha peternakan di Sumsel dapat memenuhi dan bersedia membantu pemerintah daerah agar nilai ekspor kita terpenuhi,” tutupnya.